Karena mata adalah penuntun sedangkan hati adalah pendorong dan penuntut, sementara mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian maka dalam dunia hawa nafsu keduanya merupakan sekutu yang mesra. Namun ketika keduanya terjatuh kedalam kesulitan dan sama-sama mendapat bencana ,masing-masing akan saling mencela dan memaki yang lain.
Ucapan Hati Kepada Mata
Hati berkata kepada
mata, “Kamulah yang telah menyeretku kedalam kebinasaan dan menjatuhkanku
kedalam derita penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kamu
lemparkan lirikan matamu ke taman itu. Kamu mencari obat kesembuhan dari kebun
yang kering kerontang. Kamu salahi firman Allah subhanahu wa ta’ala ,
قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِمۡ
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka." (an-Nur: 30)
Kamu salahi juga hadits ,
"Memandang
wanita itu adalah panah beracun dari panah-panah racun iblis, Barang
siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah maka Allah akan
memberinya pahala berupa keimanan yang ia bisa merasakan manisnya iman
tersebut dalam hati"
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad, ia berkata Husyaim
telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Ishaq telah
menceritakan kepada kami, dari Muharib bin Ditsar, dari Shilah, dari
Hudzaifah.
Umar bin Syabbah berkata, Ahmad bin Abdullah bin Yunus telah
menceritakan kepada kami, ia berkata, Anbasah bin Abdurrahman al-Qurasyi
menceritakan kepada kami, ia berkata, Abul Hasan al-Madani menceritakan
kepada kami, ia berkata, Ali bin Abi Thalib menceritakan kepada kami,
ia berkata, Rasulullah shallalu alaihi wa sallam bersabda,
"Pandangan seorang lelaki kepada keindahan seorang wanita adalah panah
beracun dari panah-panah racun iblis. Barangsiapa yang berpaling dari
panah tersebut maka Allah akan memberikan ibadah yang
menggembirakannya."
Lantas siapakah yang lebih tercela dibandingkan orang yang melempar temannya sendiri dengan anak panah beracun?
Tidaklah kamu tahu bahwa tidak ada yang lebih berbahaya bagi
manusia dibandingkan mata dan lisannya? Tidak ada yang lebih rusak
dibandingkan orang yang rusak karena keduanya. Tidak pula ada yang lebih
binasa dibandingkan orang yang binasa disebabkan keduanya. Betapa
banyaknya sumber kehancuran dan kerusakan yang muncul disebabkan mata
dan lisan. Maka barang siapa yang ingin hidup bahagia lagi terpuji, maka
hendaknya dia menundukkan pandangan matanya dan menahan lisannya, agar
ia selamat dari bahaya. Karena sesungguhnya bahaya itu tersembunyi di
balik ucapan dan pandangan yang berlebihan.
Rasulullah secara gamblang dan tegas menjelaskan bahwa kedua mata
itu bisa berzina. Keduanya merupakan asal mula zina kemaluan. sebab,
keduanya ibarat penuntun dan penyeru kepadanya. Rasulullah pernah
ditanya tentang pandangan yang terjadi secara tiba-tiba. Maka belia
memerintahkan kepad sipenanya untuk memalingkan pandangannya. Lalu
beliau membimbingnya dengan sesuatu yang memberinya manfaat dan menolak
bahaya. Beliau berkata kepada sepupu beliau, Ali bin Abi Thalib, demi
memperingatkan dari sesuatu yang bisa menjerumuskan kedalam fitnah dan
mendatangkan derita penyesalan, "Janganlah kamu mengikuti sebuah pandangan dengan pandangan berikutnya."
Tidakkah kamu mendengar ucapan orang-orang bijak, "Siapa yang
mengumbar pandangannya maka dia akan mendapatkan bahayanya. Siapa yang
lama-lama memandang maka derita penyesalannya akan kekal selamanya dan
waktunya akan sia-sia belaka? " Seorang penyair berkata,
Pandangan mata kepada mata yang lain adalah
Yang menjadi sebab kebinasaan hati
Selama pandangan itu menyerang hati
Maka ia akan mati dalam keadaan berlumuran darah
Penyair lain ber kata,
Wahai kedua mata, kamu berdua enek-enak saja dengan pandangan
Kedalam hatiku kamu susutkan berbagai kepahitan
Wahai kedua mataku, jangan kau siksa lagi hatiku
Kamu berdua zhalim, dua melawan satu
Jawaban Mata Kepada Hati
Mata menjawab, "Kamu aniaya diriku sejak awal hingga akhir. Kamu
kokohkan dosaku lahir dan batin. Aku ini tidak lain hanyalah utusanmu
yang menyeru kepadamu dan penuntun yang menggiring kepadamu.
Jika kamu mengirim utusan untuk mendapatkan
Yang kamu mau, lalu kamu memakinya berarti kamu telah menzalimi utusan
Kamulah raja yang ditaati. Kami hanyalah tentara dan pengikutmu
saja. Kamu naikkan diriku diatas kuda demi mendapat keinginanmu. Lalu
tiba-tiba kamu mengancam dan menakut-nakuti diriku. Kalau saja kamu
memerintahkan diriku untuk menutup pintuku dan menurunkan tabirku, pasti
aku akan mendengar dan taat kepadamu. Lalu kenapa kamu menggembala di
ladang berpagar, lalu merumput disana, kamu utus diriku untuk
menggembala ditempat yang dipasangi jebakan dan jaring. Kemudian jaring
itu menangkapmu sehingga kamu menjadi tawanan setelah sebelumnya sebagai
pemimpin. Kamu menjadi budak setelah sebelumnya sebagai raja.
Demikianlah, sesungguhnya pemimpin manusia dan hakim paling adil telah memutuskan hukum untukku atas dirimu, dengan bersabda,
"Sesugguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika segumpal daging iu baik maka seluruh tubuh akan baik pula. Jika segumpal daging itu rusak maka seluruh tubuh akan rusak juga. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati."
Abu hurairah berkata, "Hati itu adalah raja sedangkan anggota badan adalah pasukannya. Jika rajanya baik maka baik pula pasukannya. Jika rajanya jelek maka jelek pula pasukannya."
Kalau kamu diberi pandangan pasti kamu tahu bahwa rusaknya para pengikutmu disebabkan karna rusaknya dirimu, sedangkan kebaikan dan kesalehan mereka tergantung kebaikan dan kesalehan dirimu. Akan tetapi dirimu rusak maka rusak pula pengikutmu, lalu kamu lemparkan kesalahanmu kepada mata yang lemah. Sember kesalahanmu adalah karena dirimu kosong dari cinta kepada Allah, cinta kepada dzikir-Nya, kalam-Nya, nama dan sifat-Nya. Justru kamu berpaling dari-Nya dan menghadap kepada selain-Nya. Kamu menggantinya dengan kecintaan kepada selain-Nya dan berharap kepadanya.
Padahal kamu telah mendengar cerita yang dikisahkan kepadamu tentang pengingkaran Allah terhadap Bani Israil karena mereka mengganti makanan mereka dengan makanan yang paling rendah. Maka Allah mencela mereka atas perbuatan mereka ini. Allah berfirman,
Lalu bagaimana dengan seseorang yang mengganti kecintaan kepada pencipta, penolong dan penguasanya, yang tidak ada kebaikan, tidak ada keberuntungan, tidak kenikmatan, tidak ada kebahagiaan, tidak pula kegembiraan dan tidak ada keselamatan kecuali dengan memurnikan cinta kepada-Nya dan menjadikan diri-Nya sebagai sesuatu yang paling dicintai? Bandingkanlah Allah dengan sesuatu yang kamu jadikan sebagai pengganti-Nya dan pengganti cinta-Nya? Apakah kamu mau terkurung dalam wc sedangkan hati orang-orang yang mencintai Allah berkeliling Arsy?
Demikianlah, sesungguhnya pemimpin manusia dan hakim paling adil telah memutuskan hukum untukku atas dirimu, dengan bersabda,
"Sesugguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika segumpal daging iu baik maka seluruh tubuh akan baik pula. Jika segumpal daging itu rusak maka seluruh tubuh akan rusak juga. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati."
Abu hurairah berkata, "Hati itu adalah raja sedangkan anggota badan adalah pasukannya. Jika rajanya baik maka baik pula pasukannya. Jika rajanya jelek maka jelek pula pasukannya."
Kalau kamu diberi pandangan pasti kamu tahu bahwa rusaknya para pengikutmu disebabkan karna rusaknya dirimu, sedangkan kebaikan dan kesalehan mereka tergantung kebaikan dan kesalehan dirimu. Akan tetapi dirimu rusak maka rusak pula pengikutmu, lalu kamu lemparkan kesalahanmu kepada mata yang lemah. Sember kesalahanmu adalah karena dirimu kosong dari cinta kepada Allah, cinta kepada dzikir-Nya, kalam-Nya, nama dan sifat-Nya. Justru kamu berpaling dari-Nya dan menghadap kepada selain-Nya. Kamu menggantinya dengan kecintaan kepada selain-Nya dan berharap kepadanya.
Padahal kamu telah mendengar cerita yang dikisahkan kepadamu tentang pengingkaran Allah terhadap Bani Israil karena mereka mengganti makanan mereka dengan makanan yang paling rendah. Maka Allah mencela mereka atas perbuatan mereka ini. Allah berfirman,
أَتَسۡتَبۡدِلُونَ ٱلَّذِى هُوَ أَدۡنَىٰ بِٱلَّذِى هُوَ خَيۡرٌۚ
"Apakah kalian mengambil sesuatu yang lebih rendah sebagai pengganti yang lebih baik?" (al-baqarah: 61)Lalu bagaimana dengan seseorang yang mengganti kecintaan kepada pencipta, penolong dan penguasanya, yang tidak ada kebaikan, tidak ada keberuntungan, tidak kenikmatan, tidak ada kebahagiaan, tidak pula kegembiraan dan tidak ada keselamatan kecuali dengan memurnikan cinta kepada-Nya dan menjadikan diri-Nya sebagai sesuatu yang paling dicintai? Bandingkanlah Allah dengan sesuatu yang kamu jadikan sebagai pengganti-Nya dan pengganti cinta-Nya? Apakah kamu mau terkurung dalam wc sedangkan hati orang-orang yang mencintai Allah berkeliling Arsy?
Jika kamu menghadapkan dirimu kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya, pasti kamu akan menyaksikan berbagai keajaiban, kamu juga akan aman dari berbagai kerusakan dan bencana. Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memberikan keberuntungan dan kenikmatan khusus kepada orang yang menghadap kepada-Nya dengan hati yang selamat? Yaitu yang bersih dari selain-Nya dan selain keridhaan-Nya.
Mata kembali berkata, "Perbandingan antara dosaku dan dosamu ditengah manusia seperti kebutaanku dengan kebutaanmu. Dzat yang memegang kendali segala urusan berfirman,
فَإِنَّہَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ
"Tidaklah yang buta itu adalah mata akan tetapi yang buta itu adalah hati-hati yang berada didalam dada." (al-Hajj: 46)
Limpa Ikut Berbicara
Tatkala mendengar dialog dan perdebatan antara hati dan mata, maka limpa berkata, "Kalian berdua bekerja sama untuk membunuh dan membinasakanku. Ada orang yang mengambarkan perdebatan kalian berdua. Melaui lisanku ini aku berbicara karena terzalimi,
Mata berkata kepada hatiku,"Kau timpakan sakit kepadaku"
Sedang mata yakin bahwa hatilah yang mencoba membunuhnya
Tubuh sebagai saksi bahwa mata itu berkata dusta
Dialah nyang menimpakan bencana kepada hati
Kalau bukan mata tidaklah ia ditimpa derita dan bencana
Aku tidak akan terkapar menjadi korbannya
Limpa merana sebagai korban yang teraniaya
Karena hati dan mata tidak tunduk kepada Allah semata
Penyair lain berkata,
Hatiku berkata kepada mata bahwa dia menagis sedih
Apakah kamu menagis padahal kamu yang membawa pedih
Mata menjawab hati yang sedari tadi mencela saja
Bahkan kamulah nyang menyuruhku untuk tamak memandang
Keduanya terus saling mencela
Masing-masingnya puas dengan sakit yang diderita
Si limpa memanggil, janganlah kalian menghindar
Kalian berdua yang membunuhku dengan perbuatan kalian
Dikatakan oleh penyair lain,
Kucela hatiku saat
Kulihat bahwa badanku telah kurus
Ternyata hati manyalahkan mata
Kata hati kepada mata, kamu adalah utusan
Mata menjawab ucapan hati
Bukankah kamu yang menjadi penuntun
Aku katakan, hentikan lah perdebatan kalian
Kamu berdua telah menjadikanku sebagai korban
Limpa berkata lagi, "Aku akan membuat keputusan diantara kalian berdua. Kamu berdua dalam bencana saling tolong-menolong, begitu pula dalam kenikmatan dan kesenangan. Sedangkan hati berangan-angan. Oleh karena itu seorang penyair berkata tentang kalian berdua,
Saat aku mengutarakan cinta, pandangan langsung memberi kabar gembira
Kepada hati, hati berkata, "Bagiku kenikmatannya dan bagimu kehinaannya
Kamu tidak hidupkan malammu untuk bermunajat
Kamu biarkan aku dalam sedih dan gulana
Kini, kita dalam kehinaan, kalau kamu tidak bertaubat
Maka aku dan kamu pasti akan merana selama-lamanya
Jika kamu berdua tidak mendapatkan perhatian dari Dzat yang mengubah hati dan pandangan, maka kamu berdua tidak akan mendapat kebahagiaan dan ketenangan, Seorang penyair berkata,
Demi Allah, dalam cinta ini aku tidak tahu siapakah yang harus kucela
Diriku, ataukah, mataku yang tercemar, ataukah hatiku saja?
Jika hati yang kucela, ia berkata bahwa matalah yang melihat
Jika mata yang kucela, ia berkata dosa ini adalah dosa hati
Hati dan mataku telah bersumpah kepadaku
Ya Rabb, berilah pertolongan kepada mata dan hatiku
Limpa kembali berkata, "Jika kamu mengguyur hati dengan air cinta dari gelas-gelasmu, berarti kamu menyalakan api kerinduan kepadanya. Uap-uap dupa meninggi lulu berjatuhan darimu. Kamu yang pertama kali meminum maka kamulah yang pertama kali merasakan panasnya. Seorang penyair berkata,
Pegang erat tanganku, lalu singkaplah bajuku dan lihat saja
Derita dan luka badanku, akan tetapi aku menutupinya
Yang mengalir dari mata bukanlah airnya
Akan tetapi ruh yang meleleh kemudian menetes
Kata limpa lagi, " Hakim yang akan mengadili kalian berdua adalah hakim yang biasa mengadili ruh dan jasad jika berselisih. Disebutkan dalam sebuah atsar yang terkenal, "Perselisihan antara makhluk akan senantiasa ada hingga hari kiamat, sampai-sampai ruh dan jasad juga berselisih. Kata jasad kepada ruh, "Kamulah yang menggerakkan diriku, memerintahku, dan mengaturku. Kalau bukan kamu, pasti aku tidak akan bergerak. Aku tidsk akan bergerak tanpa dirimu. "Sedangksn ruh menjawab, "Kamu yang makan, yang minum, yang bergembira dan menikmati kesenangan. Maka dirimu lah yang layak mendapat siksaan. "Kemudian Allah mengutus dua malaikat untuk mengadili keduanya. Kata malaikat kepada ruh dan jasad, "Kalian berdua itu seperti orang melihat yang hanya bisa duduk dan orang buta yang bisa berjalan. Lalu keduanya masuk kedalam sebuah kebun. Orang yang duduk berkata kepada si buta, "Aku melihat buah-buahan di kebun ini. Tetapi aku tidak bisa berdiri."
"Aku bisa berdiri. Tetapi aku tidak bisa melihat apa-apa, "Si buta menjawab.
"Kemarilah! Panggullah aku, kamu berjalan aku yang memetik."
Si malaikat bertanya, "Siapakah yang mendapat siksanya?"
Ruh dan jasad menjawab, "Kedua orang itu." Maka demikian juga dengan keadaan kalian berdua. Wabillahittaufiq.
sumber:
Terjemahan kitab: روضة المحبين ونزهة المشتاقين (Taman Orang-Orang Yang Jatuh Cinta Dan Memendam Rindu)
karya: Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah
penerbit: Buana Ilmu Islami