Secuil nasehat bagi mereka yang tersandung malang...
Banyak orang yang bersedih, muram durja dan hiiang kesadarannya ketika musibah menimpanya. Begitu kalut dan sangat menyedihkan. Ya Allah, ada apa mereka?! belumkah sampai kepada mereka berbagai berita gembira yang Rasulullah beritakan mengenai berbagai hal yang ada di balik musibah?! Yang jika kita benar-benar mau mengetahui dan selalu menanamkannya pada hati-hati kita kala tertimpa musibah, bukan kesedihan yang kita rasakan, bahkan, kita akan mengatakan: ”Qadarullah, aku tertimpa musibah..."
Duhai engkau yang sedang dirundung malang, mengapa engkau larut dalam kesedihan dengan musibah yang mengenaimu? sementara Rasulullah menerangkan,
Tidakkah engkau berbaik sangka kepada Allah, barangkali la shallallahu 'alaihi wasallam menginginkan engkau mendapatkan berbagai bentuk kebaikan baik di dunia ataupun di akhirat nanti sehingga engkau pun mendapatkan musibah ini. Bukankah yang layak dan patut untuk engkau ucapkan adalah: ”Innalillah, aku tertimpa musibah...."
Rasulullah menerangkan. bahwa, "Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan timpakan musibah kepadanya. Jika ia ridha dengan musibah tersebut, maka Allah pun ridha kepadanya. Adapaun jika ia murka, tidak terima dengan musibah yang menimpanya, maka Allah pun murka kepadanya” Berhusnu dhanlah engkau kepada Allah, barangkali musibah yang menimpamu ini sebagai bukti dan tanda dari-Nya bahwa ia mencintaimu. Lalu, mengapa engkau bersedih? Bukankah lebih baik jika engkau ucapkan: ”Innalillah, aku tertimpa musibah...."
Ah, mengapa engkau masih saja bersedih ketika musibah ini menimpamu, belumkah kau tahu tahu bahwa Rasulullah menerangkan, “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besar kecilnya musibah yang menimpa seseorang” artinya, semakin besar musibah yang menimpa seseorang berarti sekain besar pula pahala yang berhak ia raih. Nah, seharusnya, engkau berhusnu dhan kepada Allah, barangkali Dia subhanahu wa ta'ala ingin memberikanmu pahala yang begitu besar hingga engkau pun mendapatkan musibah seperti ini. Kembali, seharusnya yang kau ucapkan:
”Innalillah, aku tertimpa musibah....”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ; bersabda tentan hal ini:
”Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besar kecilnya musibah yang menimpa seseorang, dan Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan timpakan musibah kepadanya. Jika ia ridha dengan musibah tersebut, maka Allah pun ridha kepadanya, Adapaun jika ia murka, tidak terima dengan musibah yang menimpanya, maka Allah pun murka kepadanya” [H.R. Ibnu Majah dan At Tirmidzi, dari shahabat Anas Bin Malik radhiyallahu 'anhu]
Masihkah engkau bersedih kala musibah ini mengenaimu, sementara Rasulullah bersabda, ”Terus menerus musibah mengenai seorang anak manusia hingga ia pun berjalan di muka bumi dalam keadaan ia tidak memiliki dosa sedikitpun” Maksudnya, diantara manfaat adanya musibah, bahwa musibah itu menghapus dosa yang dilakukan oleh anak Adam. Sehingga, semakin banyak ia mendapatkan musibah, semakin banyak pula dosa-dosanya yang terhapus. Nah, kembali, berhusnu dhanlah kepada Allah subhanahu wa ta'ala , barangkali Dia ingin dosa-dosa yang engkau miliki -dan betapa banyaknya ia- terhapus dari Iembaran kelammu. Hingga Ia timpakan padamu musibah yang sedang kau rasakan ini. Alangkah baiknya jika yang engkau ucapkan: ”Innalillah, aku tertimpa musibah...."
Masihkah kau bersedih, coba perhatikan, Rasulullah menggambarkan, bahwa “Seseorang, akan diuji oleh Allah sesuai dengan kualitas agama yang dimilikinya. Jika agama yang dimiliki seseorang begitu kokoh, maka ujian yang menimpanya pun sangatlah berat. Sebaliknya, jika agama yang dimiliki oleh seseorang lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan keimanan yang ia miliki” Nah, berhusnuddhanlah kepada Allah, barangkali, ketika Ia menimpakan kepadamu ujian yang sedemikian berat ini, bahwa ini sebagai tanda dari Allah bahwa iman yang kita miliki dinilai kokoh oleh -Nya, semoga.….alangkah baiknya, jika yang terucap dari lisanmu: ”Innalillah, aku tertimpa musibah"
Tolong, janganlah kau tenggelam dalam kesedihanmu ini. Dengarkanlah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, ”Sungguh ada seorang anak manusia yang memiliki suatu kedudukan mulia di sisi Allah. akan tetapi sayang, amalannya tidak mencukupi untuk mengantarkannya pada kedudukan yang telah disiapkan. Muaka Allah pun sengaja timpakan ujian dengan hal-hal yang tidak ia sukai hingga dengan ujian-ujian ini, ia pun sampai pada kedudukan mulia yang telah Dia siapkan untuknya". Masya Allah, masihkah engkau tenggelam dalam durja, tidakkah engkau berhusnu dhan kepada Allah, barangkali engkau adalah seorang yang mulia disisi-Nya. Yang telah la siapkan suatu kedudukan mulia di akhirat nanti. Akan tetapi sayang, amalan shalih yang engkau lakukan belum mampu mengantarkanmu pada kedudukan yang disiapkan tersebut. Lantas, sengaja Allah mengujimu dengan berbagai ujian ini, agar engkau sampai pada kedudukan yang telah disiapkan untukmu. Nah, masihkah engkau bersedih? Bukankah yang lebih pantas dan lebih layak, jika engkau mengetahui hal ini semua untuk engkau katakan kembali: "lnnalillah, aku tertimpa musibah..."
Wallahu a'lam.
[Sufyan Alwi]
(Secuil nasehat bagi mereka yang tersandung malang... semoga bermanfaat dan mampu menghibur semua)
Majalah Tashfiyah edisi 30 vol.03 1434H - 2013M
Banyak orang yang bersedih, muram durja dan hiiang kesadarannya ketika musibah menimpanya. Begitu kalut dan sangat menyedihkan. Ya Allah, ada apa mereka?! belumkah sampai kepada mereka berbagai berita gembira yang Rasulullah beritakan mengenai berbagai hal yang ada di balik musibah?! Yang jika kita benar-benar mau mengetahui dan selalu menanamkannya pada hati-hati kita kala tertimpa musibah, bukan kesedihan yang kita rasakan, bahkan, kita akan mengatakan: ”Qadarullah, aku tertimpa musibah..."
Duhai engkau yang sedang dirundung malang, mengapa engkau larut dalam kesedihan dengan musibah yang mengenaimu? sementara Rasulullah menerangkan,
من يرد الله به خيراً يصب منه
”Siapapun yang Allah kehendaki untuk mendapatkan berbagai bentuk kebaikan, maka Allah timpakan musibah kepadanya” [H.R. Al Imam Malik dan Al Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]Tidakkah engkau berbaik sangka kepada Allah, barangkali la shallallahu 'alaihi wasallam menginginkan engkau mendapatkan berbagai bentuk kebaikan baik di dunia ataupun di akhirat nanti sehingga engkau pun mendapatkan musibah ini. Bukankah yang layak dan patut untuk engkau ucapkan adalah: ”Innalillah, aku tertimpa musibah...."
Rasulullah menerangkan. bahwa, "Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan timpakan musibah kepadanya. Jika ia ridha dengan musibah tersebut, maka Allah pun ridha kepadanya. Adapaun jika ia murka, tidak terima dengan musibah yang menimpanya, maka Allah pun murka kepadanya” Berhusnu dhanlah engkau kepada Allah, barangkali musibah yang menimpamu ini sebagai bukti dan tanda dari-Nya bahwa ia mencintaimu. Lalu, mengapa engkau bersedih? Bukankah lebih baik jika engkau ucapkan: ”Innalillah, aku tertimpa musibah...."
Ah, mengapa engkau masih saja bersedih ketika musibah ini menimpamu, belumkah kau tahu tahu bahwa Rasulullah menerangkan, “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besar kecilnya musibah yang menimpa seseorang” artinya, semakin besar musibah yang menimpa seseorang berarti sekain besar pula pahala yang berhak ia raih. Nah, seharusnya, engkau berhusnu dhan kepada Allah, barangkali Dia subhanahu wa ta'ala ingin memberikanmu pahala yang begitu besar hingga engkau pun mendapatkan musibah seperti ini. Kembali, seharusnya yang kau ucapkan:
”Innalillah, aku tertimpa musibah....”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ; bersabda tentan hal ini:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Masihkah engkau bersedih kala musibah ini mengenaimu, sementara Rasulullah bersabda, ”Terus menerus musibah mengenai seorang anak manusia hingga ia pun berjalan di muka bumi dalam keadaan ia tidak memiliki dosa sedikitpun” Maksudnya, diantara manfaat adanya musibah, bahwa musibah itu menghapus dosa yang dilakukan oleh anak Adam. Sehingga, semakin banyak ia mendapatkan musibah, semakin banyak pula dosa-dosanya yang terhapus. Nah, kembali, berhusnu dhanlah kepada Allah subhanahu wa ta'ala , barangkali Dia ingin dosa-dosa yang engkau miliki -dan betapa banyaknya ia- terhapus dari Iembaran kelammu. Hingga Ia timpakan padamu musibah yang sedang kau rasakan ini. Alangkah baiknya jika yang engkau ucapkan: ”Innalillah, aku tertimpa musibah...."
Masihkah kau bersedih, coba perhatikan, Rasulullah menggambarkan, bahwa “Seseorang, akan diuji oleh Allah sesuai dengan kualitas agama yang dimilikinya. Jika agama yang dimiliki seseorang begitu kokoh, maka ujian yang menimpanya pun sangatlah berat. Sebaliknya, jika agama yang dimiliki oleh seseorang lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan keimanan yang ia miliki” Nah, berhusnuddhanlah kepada Allah, barangkali, ketika Ia menimpakan kepadamu ujian yang sedemikian berat ini, bahwa ini sebagai tanda dari Allah bahwa iman yang kita miliki dinilai kokoh oleh -Nya, semoga.….alangkah baiknya, jika yang terucap dari lisanmu: ”Innalillah, aku tertimpa musibah"
Tolong, janganlah kau tenggelam dalam kesedihanmu ini. Dengarkanlah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, ”Sungguh ada seorang anak manusia yang memiliki suatu kedudukan mulia di sisi Allah. akan tetapi sayang, amalannya tidak mencukupi untuk mengantarkannya pada kedudukan yang telah disiapkan. Muaka Allah pun sengaja timpakan ujian dengan hal-hal yang tidak ia sukai hingga dengan ujian-ujian ini, ia pun sampai pada kedudukan mulia yang telah Dia siapkan untuknya". Masya Allah, masihkah engkau tenggelam dalam durja, tidakkah engkau berhusnu dhan kepada Allah, barangkali engkau adalah seorang yang mulia disisi-Nya. Yang telah la siapkan suatu kedudukan mulia di akhirat nanti. Akan tetapi sayang, amalan shalih yang engkau lakukan belum mampu mengantarkanmu pada kedudukan yang disiapkan tersebut. Lantas, sengaja Allah mengujimu dengan berbagai ujian ini, agar engkau sampai pada kedudukan yang telah disiapkan untukmu. Nah, masihkah engkau bersedih? Bukankah yang lebih pantas dan lebih layak, jika engkau mengetahui hal ini semua untuk engkau katakan kembali: "lnnalillah, aku tertimpa musibah..."
Wallahu a'lam.
[Sufyan Alwi]
(Secuil nasehat bagi mereka yang tersandung malang... semoga bermanfaat dan mampu menghibur semua)
Majalah Tashfiyah edisi 30 vol.03 1434H - 2013M