Istri kita pastilah banyak kekurangan. Ngga perlu ditutup-tutupi. Karena kesempurnaan adalah kemustahilan untuk dirinya, untuk suaminya dan juga mustahil untuk setiap orang di zaman ini.
Yang penting adalah, tidak membikin hatinya berkeping ketika dia menampakkan kekurangannya. Karena asal tau aja, kemungkinan besar dia lebih banyak menyaksikan kekurangan kita, tapi dia bersabar, bahkan bersyukur dan tetap bersedia menapaki sisa jalan hidup bersama kita, yang kadang penuh ketidakpastian. Tetapi dia tetap setia.. Bahkan kalau kita jadi dia - tukar nasib - belum tentu kita mau dapat suami yang kekurangannya seperti kita.. Just imagine..
Di sinilah Allah Yang Maha Hikmah, mengisyaratkan kata cinta dalam rumah-rumah tangga hamba-Nya. Untuk suami agar bersabar dan bersangka baik ketika kekurangannya mengintip dari celah-celah sikapnya.. Ketika ada syaithan yang membisikkan ketidaksukaan suami kepada istrinya, karena satu atau dua atau seratus kekanak-kanakan istri kita; untuk tetap bersabar dan berharap kebaikan yang lebih banyak dari Allah untuknya.
Semua istri punya luar biasa banyak kebaikan. Syaithan menutup seluruh kebaikannya dengan satu-dua kesilapannya. Dan hawa nafsu, menyeret-nyeret kita untuk mendendamnya, menyakitinya..
Segala puji bagi Allah yang telah mengilhamkan kepada Rasul-Nya untuk mengajarkan, bahwa sebaik-baik suami adalah yang paling santun terhadap istrinya...
[Eko Prast]