Sobat muda, semoga kita selalu mendapatkan bimbingan dari Allah, tidaklah berlebihan kalau kita nyatakan bahwa masa muda adalah masa emas. Buktinya, Islam begitu sangat besar dalam memerhatikan para pemuda. Pun demikian sungguh satu bangsa akan menjadi baik dan berjaya apabila baik para pemudanya dan sebaliknya. Para pemuda adalah calon pemimpin umat pada generasl berikutnya.
Jika kita memerhatikan perjalanan umat ini, niscaya kita akan ketahui bahwa keberhasilan musuh-musuh islam dalam menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan propaganda-propaganda yang menghancurkan moral generasi muda.
Perhatian para Nabi terhadap generasi penerus mereka
Sobat muda, tentu kalian pernah berdoa bukan? Apa yang kalian panjatkan kepada Allah?. Tentu perkara yang paling penting dan berharga bukan? Nah, coba perhatikan apa yang diminta oleh para Nabi Allah serta orang-orang saleh dalam doa dan munajat mereka.
Doa Nabi Zakariya 'alaihissalam
”Wahai Rabb-ku, karuniakanlah untukku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar doa."[Q.S. Ali Imran: 38]
Doa Nabi lbrahim 'alaihissalam
"Wahai Rabb-ku, jadikanlah negeri Mekah ini negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak turunku dari menyembah berhala. "[Q.S. lbrahim: 35]
Juga doa beliau
”Wahai Rabb-ku, jadikanlah aku dan anak turunku orang-orang yang selalu mendirikan shalat. Wahai Rabb kami, perkenankanlah doaku.” [Q.S. lbrahim: 40]
Juga perhatikanlah doa orang-orang saleh dari hamba-hamba Allah berikut ini:
.".dan perbaikilah untukku pada anak turunku, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” [Q.S. AI-Ahqaf: 15]
Juga doa mereka:
”Wahai Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan anak turun kami para penyejuk pandangan mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa. " [Q.S. AI-Furqan: 74]
Sobat muda, perhatikanlah bagaimana mereka bermohon kepada Allah akan kesalehan keturunan mereka, permohonan dengan penuh kekhusyukan. Mereka memohon keturunan yang baik sebelum kelahiran mereka dan setelahnya. Ini menunjukkan perhatian yang besar dari orang-orang saleh kepada kita, para pemuda, sebagai penerus perjuangan mereka menegakkan agam Allah dimuka bumi ini.
Imbauan Islam untuk para pemuda
Sobat muda, jika kita mau mempelajari agama kita ini secara mendalam, niscaya kita akan dapati betapa sangat banyak hasungan Islam terhadap kaum muda agar mempergunakan masa muda dengan sebaik-baiknya mempergunakannya untuk beramal saleh.
lbnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah bercerita bahwa suatu ketik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menasihati seorang pemuda. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Pergunakanlah lima masa sebelum datang lima masa berikutnya: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa berkecukupanmu sebelum masa kekuranganmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum masa kematianmu." [H.R. AI Hakim dan Ibnu Abid Dunya, dishahihkan oleh asy Syaikh Albani dalam Shahih at-Targhib]
Masa muda merupakan energi yang apabila tidak tersalurkan pada perkara kebaikan dan amal saleh maka akan tersalurkan pada perkara kejelekan, terlebih jika ditopang dengan materi yang serba berkecukupan serta banyaknya waktu luang. Padahal setiap kita akan dihadapkan kepada Allah pada hari kiamat nanti guna mempertanggungjawabkan seluruh nikmat yang telah Dia Subhanahu Wata'ala berikan kepada kita. Terkhusus umur, Allah akan menanyakan secara umum dan kemudian menanyakan masa muda kita secara khusus.
Dalam hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi dan Baihaqi serta dihasankan oleh Syaikh Albani, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Tidak akan bergeser telapak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara: tentang umurnya pada perkara apa dia habiskan, dan tentang masa mudanya pada perkara apa dia gunakan, dan tentang hartanya darimana dia mengusahakan, dan kemana dia alokasikan, dan tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan.”
Hadits ini memberikan faedah kepada kita bahwa masa muda bukan masa hura-hura, melampiaskan syahwat dan memperturutkan hawa nafsu belaka. Bukan pula masa untuk kita bermalas-malasan, luntang Iantung tidak punya kesibukan. Kewajiban kita menuntut ilmu agama, mengamalkan serta mendakwahkannya. Betapa luasnya ilmu agama ini, sedangkan bagian yang paling mendasar saja dari ilmu agama mungkin banyak dari kita belum mengetahuinya. Satu contoh, jika ada yang bertanya kepada kita apa makna Laa ilaaha illallah, apa syarat-syaratnya dan rukunnya, apa konsekuensinya, banyak bukan dari kita yang tidak sanggup menjawabnya?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada orang-orang yang masih sangat muda belia perkara-perkara besar dalam agama. Masih ingatkah sobat dengan hadits lbnu Abbas radhiyallahu 'anhu di saat beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarinya beberapa kalimat tauhid? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Wahai anak, jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu..” dst. Juga beliau bersabda kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu,
”Wahai Mu'adz, apa hak Allah kepada para hamba dan apa hak para hamba kepada Allah ?”
Hadits Ibnu Mas'ud tersebut juga memberikan faedah kepada kita bahwa masa muda merupakan nikmat yang sangat agung. Hal ini terlihat dari adanya hisab (perhitungan) secara khusus setelah hisab umur secara umum. Semakin besar suatu nikmat maka akan semakin besar pula hisabnya. Masih ingatkah sobat tentang tiga kelompok manusia yang akan dihisab pertama kali dan dinyalakan bagi mereka api neraka? Benar, yang pertama adalah seorang yang mati di medan jihad, yang kedua adalah seorang yang diberi ilmu sekaligus kepandaian dalam membaca AI-Quran dan yang ketiga adalah seorang hartawan yang dermawan.“ Ketiga nikmat tersebut adalah nikmat yang sangat besar, maka lihatlah bagaimana beratnya hisab atas mereka.
Juga perhatikan firman Allah terhadap para istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini:
"Wahai para istri Nabi,siapa saja diantara kalian yang melakukan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan yang demikian itu sangatlah mudah bagi Allah. ” [Q.S. AI-Ahzab: 30]
Para istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallm tidaklah sama dengan keumuman wanita lainnya. Mereka mendapatkan nikmat yang sangat besar sebagai istri Nabi. Maka jika mereka bertakwa kepada Allah, mereka akan mendapatkan balasan yang tiada tara besarnya. Sebaliknya jika mereka melakukan kemaksiatan, ancamannya pun lebih berat dari yang lainnya.
Demikian pula nikmat usia muda. Seseorang merasakan kekuatan dan kemampuan yang tidak terdapat pada masa sebelum dan sesudahnya. Maka apabila usia mudanya tersebut dia pergunakan sebaik-baiknya untuk beramal saleh, dia akan mendapatkan balasan yang tiada tara. Sebaliknya apabila dia pergunakan di jalan yang salah, dia akan menuai kehinaan dan kebinasaan yang besar pula. Jika demikian, wahai sobat, pantaskah kita bermalas-malasan? Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan usia muda kita dan dari keburukan amalan kita.
[Ustadz Abu 'Alifah Syafii bin Shalih Al ldrusi]
Jika kita memerhatikan perjalanan umat ini, niscaya kita akan ketahui bahwa keberhasilan musuh-musuh islam dalam menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan propaganda-propaganda yang menghancurkan moral generasi muda.
Perhatian para Nabi terhadap generasi penerus mereka
Sobat muda, tentu kalian pernah berdoa bukan? Apa yang kalian panjatkan kepada Allah?. Tentu perkara yang paling penting dan berharga bukan? Nah, coba perhatikan apa yang diminta oleh para Nabi Allah serta orang-orang saleh dalam doa dan munajat mereka.
Doa Nabi Zakariya 'alaihissalam
رَبِّ هَبۡ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً۬ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
”Wahai Rabb-ku, karuniakanlah untukku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha mendengar doa."[Q.S. Ali Imran: 38]
Doa Nabi lbrahim 'alaihissalam
رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنً۬ا وَٱجۡنُبۡنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ
"Wahai Rabb-ku, jadikanlah negeri Mekah ini negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak turunku dari menyembah berhala. "[Q.S. lbrahim: 35]
Juga doa beliau
رَبِّ ٱجۡعَلۡنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِىۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ
”Wahai Rabb-ku, jadikanlah aku dan anak turunku orang-orang yang selalu mendirikan shalat. Wahai Rabb kami, perkenankanlah doaku.” [Q.S. lbrahim: 40]
Juga perhatikanlah doa orang-orang saleh dari hamba-hamba Allah berikut ini:
وَأَصۡلِحۡ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓۖ إِنِّى تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ
.".dan perbaikilah untukku pada anak turunku, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” [Q.S. AI-Ahqaf: 15]
Juga doa mereka:
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
”Wahai Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan anak turun kami para penyejuk pandangan mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa. " [Q.S. AI-Furqan: 74]
Sobat muda, perhatikanlah bagaimana mereka bermohon kepada Allah akan kesalehan keturunan mereka, permohonan dengan penuh kekhusyukan. Mereka memohon keturunan yang baik sebelum kelahiran mereka dan setelahnya. Ini menunjukkan perhatian yang besar dari orang-orang saleh kepada kita, para pemuda, sebagai penerus perjuangan mereka menegakkan agam Allah dimuka bumi ini.
Imbauan Islam untuk para pemuda
Sobat muda, jika kita mau mempelajari agama kita ini secara mendalam, niscaya kita akan dapati betapa sangat banyak hasungan Islam terhadap kaum muda agar mempergunakan masa muda dengan sebaik-baiknya mempergunakannya untuk beramal saleh.
lbnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah bercerita bahwa suatu ketik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menasihati seorang pemuda. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Pergunakanlah lima masa sebelum datang lima masa berikutnya: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa berkecukupanmu sebelum masa kekuranganmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum masa kematianmu." [H.R. AI Hakim dan Ibnu Abid Dunya, dishahihkan oleh asy Syaikh Albani dalam Shahih at-Targhib]
Masa muda merupakan energi yang apabila tidak tersalurkan pada perkara kebaikan dan amal saleh maka akan tersalurkan pada perkara kejelekan, terlebih jika ditopang dengan materi yang serba berkecukupan serta banyaknya waktu luang. Padahal setiap kita akan dihadapkan kepada Allah pada hari kiamat nanti guna mempertanggungjawabkan seluruh nikmat yang telah Dia Subhanahu Wata'ala berikan kepada kita. Terkhusus umur, Allah akan menanyakan secara umum dan kemudian menanyakan masa muda kita secara khusus.
Dalam hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi dan Baihaqi serta dihasankan oleh Syaikh Albani, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Tidak akan bergeser telapak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkara: tentang umurnya pada perkara apa dia habiskan, dan tentang masa mudanya pada perkara apa dia gunakan, dan tentang hartanya darimana dia mengusahakan, dan kemana dia alokasikan, dan tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan.”
Hadits ini memberikan faedah kepada kita bahwa masa muda bukan masa hura-hura, melampiaskan syahwat dan memperturutkan hawa nafsu belaka. Bukan pula masa untuk kita bermalas-malasan, luntang Iantung tidak punya kesibukan. Kewajiban kita menuntut ilmu agama, mengamalkan serta mendakwahkannya. Betapa luasnya ilmu agama ini, sedangkan bagian yang paling mendasar saja dari ilmu agama mungkin banyak dari kita belum mengetahuinya. Satu contoh, jika ada yang bertanya kepada kita apa makna Laa ilaaha illallah, apa syarat-syaratnya dan rukunnya, apa konsekuensinya, banyak bukan dari kita yang tidak sanggup menjawabnya?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada orang-orang yang masih sangat muda belia perkara-perkara besar dalam agama. Masih ingatkah sobat dengan hadits lbnu Abbas radhiyallahu 'anhu di saat beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarinya beberapa kalimat tauhid? Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Wahai anak, jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu..” dst. Juga beliau bersabda kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu,
”Wahai Mu'adz, apa hak Allah kepada para hamba dan apa hak para hamba kepada Allah ?”
Hadits Ibnu Mas'ud tersebut juga memberikan faedah kepada kita bahwa masa muda merupakan nikmat yang sangat agung. Hal ini terlihat dari adanya hisab (perhitungan) secara khusus setelah hisab umur secara umum. Semakin besar suatu nikmat maka akan semakin besar pula hisabnya. Masih ingatkah sobat tentang tiga kelompok manusia yang akan dihisab pertama kali dan dinyalakan bagi mereka api neraka? Benar, yang pertama adalah seorang yang mati di medan jihad, yang kedua adalah seorang yang diberi ilmu sekaligus kepandaian dalam membaca AI-Quran dan yang ketiga adalah seorang hartawan yang dermawan.“ Ketiga nikmat tersebut adalah nikmat yang sangat besar, maka lihatlah bagaimana beratnya hisab atas mereka.
Juga perhatikan firman Allah terhadap para istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini:
يَـٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ مَن يَأۡتِ مِنكُنَّ بِفَـٰحِشَةٍ۬ مُّبَيِّنَةٍ۬ يُضَـٰعَفۡ لَهَا ٱلۡعَذَابُ ضِعۡفَيۡنِۚ وَكَانَ ذَٲلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرً۬ا
"Wahai para istri Nabi,siapa saja diantara kalian yang melakukan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan yang demikian itu sangatlah mudah bagi Allah. ” [Q.S. AI-Ahzab: 30]
Para istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallm tidaklah sama dengan keumuman wanita lainnya. Mereka mendapatkan nikmat yang sangat besar sebagai istri Nabi. Maka jika mereka bertakwa kepada Allah, mereka akan mendapatkan balasan yang tiada tara besarnya. Sebaliknya jika mereka melakukan kemaksiatan, ancamannya pun lebih berat dari yang lainnya.
Demikian pula nikmat usia muda. Seseorang merasakan kekuatan dan kemampuan yang tidak terdapat pada masa sebelum dan sesudahnya. Maka apabila usia mudanya tersebut dia pergunakan sebaik-baiknya untuk beramal saleh, dia akan mendapatkan balasan yang tiada tara. Sebaliknya apabila dia pergunakan di jalan yang salah, dia akan menuai kehinaan dan kebinasaan yang besar pula. Jika demikian, wahai sobat, pantaskah kita bermalas-malasan? Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan usia muda kita dan dari keburukan amalan kita.
[Ustadz Abu 'Alifah Syafii bin Shalih Al ldrusi]
Majalah Tashfiyah edisi 42 vol.04 1436H-2014M