--> Skip to main content

Janganlah Mengeluh!

janganlah mengeluh

Mencari rezeki adalah pintu-pintu pahala bagi seorang muslim. Peluh keringat capeknya bekerja keras adalah keutamaan baginya. Betapa tidak, jangankan letih yang dirasa, gundah yang kadang datang pun merupakan penghapus dosa. Rasulullah menyampaikan kabar gembira ini dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa capek, sakit, gundah, kesedihan, gangguan, gelisah, bahkan duri yang mengenainya kecuali Allah gugurkan dengan sebab itu kesalahan-kesalahannya."

Apalagi ketika disertai sikap sabar, pahalanya akan semakin besar dan berlipat. Ibnul Qayyim mengatakan, "Sesungguhnya balasan yang didapat karena musibah yang dialami adalah dihapuskannya dosa-dosa saja, kecuali ketika musibah tersebut sebagai sebab amal shalih seperti sabar, ridha, taubat dan istighfar, maka ia akan mendapatkan pahala dari amalan shalih yang dilakukan dalam menyikapi musibah tersebut." [dinukilkan dari Fathul Majid]

Diantara bentuk sabar adalah tidak mengatakan 'seandainya', ketika Allah menunda keberhasilannya dalam usaha, karena hal ini akan membuka pintu syaithan untuk ikut campur dan memperkeruh masalah. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Apabila kalian tertimpa sesuatu, jangan katakan,  'Seandainya saya melakukan ini, tentu hasilnya akan demikian dan demikian', tetapi katakan 'Qaddarallahu wa maa syaa fa'ala (Allah telah menakdirkannya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan Allah kerjakan)'. Karena ucapan 'seandainya' akan membuka pintu bagi syaithan." [H.R. Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Penyesalan semacam ini hanya akan menambah beban masalah, menyebabkan patah semangat dan malas bekerja. Apalagi ketika syaithan mengambil kesempatan ini, maka tauhidnya akan digerogoti. Karena kata-kata ini menunjukkan adab yang jelek terhadap Allah dan takdir-Nya, seolah-olah sanggahan yang mengandung penentangan terhadap takdir Allah dan lemahnya keimanan orang tersebut terhadap qadha' dan qadar.

Seorang mukmin akan tetap yakin bahwa apapun hasil usaha yang didapat, itulah yang terbaik baginya, karena semuanya atas kehendak Allah yang Maha Dermawan lagi Maha Bijaksana.

Allah pilihkan yang paling bermanfaat baginya, sehingga akan selalu bersyukur atas karunia-Nya, senantiasa tumbuh tawakkal kepada-Nya, tetap optimis setelah diserahkan kepada-Nya kemudian bangkit dan berusaha kembali.

Sangat wajar, kesedihan itu ada, kegalauan muncul ketika usaha kerasnya belum membuahkan hasil. Tetapi seorang mukmin akan mengembalikannya kepada Allah, mengadu dan memohon solusi kepada-Nya, ridha dengan qadha' dan takdir Allah.

Setelah bersungguh-sungguh dalam mendapatkan kemaslahatan, kemudian mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkan, jangan beranggapan bahwa hal ini hanya karena strategi yang salah. Tetapi justru seharusnya dia menerima ketetapan Allah, bertambah keimanannya, tenang hati dan jiwanya.

Solusi sikap yang diberikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam ini adalah sebab terbesar untuk mendapatkan kedamaian hati dan sifat qona'ah (merasa cukup). Dan inilah keberuntungan yang hakiki sebagaimana yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sabdakan,
"Sungguh beruntung orang yang memeluk Islam, diberi kecukupan rezeki dan merasa cukup terhadap apa yang Allah karuniakan." [H.R. Muslim dari shahabat Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu]

Allahu a'lam.

(Farhan)

Referensi : Bahjatul Qulubil Abrar, karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di rahimahullah


sumber : Majalah Tashfiyah edisi 02 vol.01 1432 H - 2011M


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar