--> Skip to main content

PRURALISME, Racun Yang Menipu


Pembaca yang budiman, telah diketahui bahwa pluralisme agama (penyatuan berbagai agama) telah menjadi sebuah pemahaman yang populer dan menyebar di tengah kaum muslimin. Padahal jika ditelusuri lebih jauh, pemahaman sesat ini bersumber dari peradaban orang orang Yahudi dan Nasrani. Bahkan merupakan salah satu propaganda mereka untuk mengeluarkan kaum muslimin dari agama Islam. Tentang hal ini, Allah berfirman dalam ayat-Nya yang mulia ;

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

”Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekanran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” [Q.S. AI-Baqarah : 109]

Sungguh Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu telah menyingkap keadaan batin orang-orang Yahudi dan Nasrani. Ayat diatas menjelaskan betapa orang-orang ahli kitab sangat berambisi untuk membuat kaum muslimin murtad dari agamanya. Hal ini tidak lain karena kedengkian mereka terhadap kaum muslimin. Sehingga berbagai upaya mereka kerahkan untuk mewujudkan ambisi tersebut. Termasuk diantara propaganda mereka adalah konsep pluralisme agama yang disebarkan' di tengah kaum muslimin. Bahkan di era serba modern ini, orang-orang Yahudi dan Nasrani terang-terangan mengajak manusia kepada persatuan agama dengan berbagai. Cara mereka poles propaganda tersebut dengan berbagai slogan yang seolah-olah nampak sebagai kebenaran.

Seperti misalnya pendekatan lintas agama, solidaritas antar umat beragama atau slogan yang lainnya. Apapun slogan yang ditampilkan, maka hal itu tidak akan merubah kebatilan yang ada.

Demikian para pembaca yang budiman, sekilas gambaran mengenai asal usul munculnya konsep pluralisme agama. Ternyata konsep tersebut diadopsi dari orang-orang ahli kitab. Apalagi berbagai ayat AlQur'an menunjukkan batilnya pluralisme agama. Di antaranya Allah ta'ala telah melarang kaum muslimin untuk mencampur adukkan antara kebenaran dan kebatilan sebagaimana dalam firman-Nya

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

”Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui..” [Q.S Al Baqarah :42]

' Ibnu Jarir Ath-Thabary dalam tafsirnya menukilkan ucapan Mujahid terkait dengan ayat di atas: ”Janganlah engkau campur-adukkan agama Yahudi dan Nasrani dengan Islam.” Sungguh benar apa yang beliau katakan, bukankah "dalam setiap shalat kita memohon kepada Allah agar diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh Allah ta'ala dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat. Dijelaskan oleh para ulama bahwa orang-orang yang dimurkai adalah mereka yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya seperti orang-orang Yahudi dan semisalnya. Adapun orang-orang yang sesat adalah mereka yang meninggalkan kebenaran karena bodoh dan sesat, seperti orang-orang Nasrani dan yang semisalnya.

Dengan konsep yang batil ini para pengusungnya menginginkan runtuhnya pokok-pokok ajaran agama Islam. Karena dengan demikian akan hilanglah perbedaan antara Islam dengan seluruh agama-agama yang batil. Runtuhnya prinsip yang mulia al-Wala' (loyalitas kepada kaum mukminin) dan al-Bara' (anti pasti terhadap orang-orang kafir). Demikian juga sirna lah kewajiban menegakkan amar makruf dan nahi munkar. Para ulama pun, baik di zaman dahulu maupun sekarang telah bersepakat bahwa seruan kepada pluralisme agama adalah perbuatan haram dan bahkan bisa membuat pelakunya murtad dari agama Islam.

Oleh karena itu, kaum muslimin janganlah terlena dengan banyaknya keberadaan para pengusung pemahaman batil ini di zaman sekarang. Meskipun ada di antara. mereka ' yang dikenal sebagai cendekiawan muslim dan berusaha mencari legitimasinya dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Semoga Allah menjaga kaum muslimin dari berbagai pemikiran yang menyesatkan dan memberikan kita istiqomah kebenaran. Allahu A’Iam.

[Abu hafy]

Majalah Tashfiyah edisi 30 vol.03 1434H - 2013M



Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar