--> Skip to main content

TINTANYA TELAH MENGERING

Menjalani takdir itu kadang seperti taruna yang sedang ditempa. Butuh kegigihan dan tawakal buat menitinya.

Suka tidak suka, diharap tak diharap, ditunggu atau dicuekin, tidak ada seorang pun yang bisa menolak atau menimpakannya. Tidak juga memajukannya atau memundurkannya.

Ditinggal kekasih, kehilangan anak atau orang tua, harta benda. Patah hati atau jatuh cinta, kehilangan atau menemukan, menangis atau tertawa.. Apapun. Semua berjalan di atas goresan tinta takdir yang telah mengering. Hanya menunggu saat detik berdetiknya menghampiri kemudian melintas di lini masa kisah hidup kita. Untuk kemudian berlalu berganti dengan takdir berikutnya yang pasti terjadi.

Apapun itu, ketika sudah menjadi takdir seorang hamba; baik adanya. Jeleknya bagusnya, pahitnya manisnya. Baik, pasti baik. Ada semilyar hikmah tak terkira yang hanya berupa misteri saja. Sampai nanti Allah tunjukkan hakekatnya di hari perhitungan amal.

Yang kita butuhkan hanya sabar dan tawakal. Tidak ada jalan lain. Tidak ada alternatif jalan melingkar yang lebih mengasyikkan daripada menjalani ketentuan takdir itu sendiri.

Teruntuk semua kekasihku; kalian pastilah kuat menjalani takdir. Semua takdir telah tertakar. Setiap kepingannya sudah diperhitungkan dengan matang bahkan teramat matang. Rancangan-Nya selalu sempurna di atas ilmu. Tidak ada yang salah sama sekali dengan takdir. Yang kadang salah adalah keinginan jiwa seorang hamba yang seringkali menyelisihi kehendak Rabbnya. Padahal Rabbnya tahu yang terbaik buatnya.




©Eko Prast
©goo.gl/dFMYhT



Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar