--> Skip to main content

Mereka Ada di antar Kita

Hampir setiap orang takut dengan jin. Namun 'takut' versi orang yang kurang keimanannya berbeda dengan 'takut' versi orang yang kokoh keimanannya. Orang yang kurang keimanannya takut dengan jin karena yang terbayangkan dalam benaknya jin adalah makhluk halus yang menyeramkan, dapat mengganggu kehidupannya dari arah yang tak dia sangka, bahkan dapat membunuhnya. Para ulama menggolongkan takut seperti ini dalam takutnya para pengecut. Bahkan takut seperti ini bisa mengikis keimanan seseorang sedikit demi sedikit.

Adapun seorang yang kokoh keimanannya, mereka takut dari jin, karena jin -terkhusus jin kafir senantiasa berusaha menjerumuskannya ke dalam neraka. Sehingga dia selalu berdoa kepada Allah agar melindungi dirinya dari kejelekan jin kapan dan di mana pun dia berada, sebelum masuk rumah, sebelum membaca al-Quran, sebelum tidur, sebelum masuk WC, sebelum berhubungan badan, dan disetiap Iangkah kehidupannya. Maka takut seperti ini adalah takut yang terpuji, karena Allah menitahkan Nabi-Nya untuk berlindung dari bisikan-bisikan setan:


”Dan katakanlah (wahai Rasul), 'Duh, ya Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, ya Rabb, dari kedatangan mereka kepadaku.” [Q.S. AI-Mukminun:97-98]

Lalu, takut kita kepada jin tergolong ke dalam versi yang mana? Insya Allah versi kedua. Atau ada di antara kita yang takutnya masih tergolong dalam versi pertama, banyak-banyaklah beribadah dengan ikhlas agar keimanan antum semakin bertambah. Karena semakin tinggi keimanan seseorang, semakin tinggi pula keberaniaannya.

Akhi fillah, saudara seiman, agar rasa takut kita dari tipu daya jin semakin sempurna, selain berlindung kepada Allah, kita pun harus tahu tempat-tempat berdiamnya jin agar bisa berhati-hati darinya. Karena jin pun punya tempat tinggal favorit. Biasanya semakin kotor dan jorok suatu tempat, baik secara hakikat maupun secara maknawi, semakin suka jin berdiam di sana.

Adapun iblis, moyangnya para jin, istananya berada di tengah laut, sebagaimana dalam hadis:

'Sungguh lblis meletakkan singgasananya di atas air. Dia mengutus pasukannya dari sana. Setan yang kedudukannya paling dekat adalah yang paling besar (menyebarkan fitnah pada manusia). Salah seorang pasukan datang melapor, 'Aku telah berbuat demikian dan demikian.'lblis menjawab, 'Engkau belum berbuat sesuatu. ' Kemudian datang yang lainnya, 'Aku tidak tinggalkan manusia sampai aku memisahkan antara dia dan istrinya. ' Maka Iblis mendekatkan kedudukan setan tersebut kepadanya dan mengatakan, 'Engkau hebat.” [H.R. Muslim dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu].

Dari sana iblis selalu mengirimkan bala tentaranya untuk merusak bumi dengan kemaksiatan dan kekufuran. Dia tidak akan keluar dari istananya kecuali dalam peristiwa besar, seperti saat terjadinya perang Badr. Saat itu iblis berubah dalam bentuk Suraqah bin Malik. Dia berorasi menghasut pasukan musyrikin (sebagaimana dalam ayat):

لَا غَالِبَ لَڪُمُ ٱلۡيَوۡمَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَإِنِّى جَارٌ۬ لَّڪُمۡ‌ۖ


”Hari ini tak ada manusia mana pun yang dapat mengalahkan kalian. Dan sesungguhnya aku adalah pelindung kalian.” [Q.S. Al-Anfal:48]

Namun iblis lari terbirit-birit saat melihat Jibril dan pasukannya berada dalam barisan kaum muslimin. Allah mengkisahkan kejadian tersebut:

فَلَمَّا تَرَآءَتِ ٱلۡفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ وَقَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ۬ مِّنڪُمۡ إِنِّىٓ أَرَىٰ مَا لَا تَرَوۡنَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ‌ۚ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

"Dan saat kedua pasukan saling bertatapan, Iblis lari ke belakang seraya berkata, 'Aku berlepas diri dari kalian. Sungguh aku melihat sesuatu yang tak bisa kalian lihat. Aku takut Allah!' Memang, Allah Maha pedih azab-Nya.” [Q.S. AI-Anfal:48]

Lalu, para jin yang diutus iblis ke daratan akan memilih markas di tempat yang paling mudah untuk berbuat kerusakan di dalamnya, seperti pasar. Makanya Salman al-Farisi mengingatkan, "Kalau kalian benar-benar sanggup, janganlah menjadi orang yang pertama kali masuk pasar, jangan pula orang paling terakhir keluar darinya. Karena pasar adalah medan pertempuran setan. Dan padanya mereka menancapkan bendera.” [H.R. Muslim]

Selanjutnya, para jin akan merangsek masuk ke rumah-rumah manusia. Jika betah, mereka akan menetap di sana. Masuk rumah? Menetap? Jangan kaget! ini bukanlah suatu yang aneh. Bahkan jin bermalam dalam hidung kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Apabila salah seorang kalian bangun dari tidurnya, hendaklah dia berwudhu' dan intintsar (menghirup air dan membuangnya kembali). Sebab setan tengah bermalam dalam batang hidungnya. " [H.R. Bukhari dan Muslim] Namun yang aneh dan mengherankan adalah saat seseorang lalai dari bimbingan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang cara agar setan gerah dan tidak kerasan dalam rumahnya. Rasulullah telah mengabarkan kepada kita bahwa basmalah, zikir, tilawah Al-Quran, terkhusus Al-Baqarah dan ayat kursi dapat mengusir setan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Janganlah jadikan rumah kalian bagaikan kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah.” [H.R. Muslim] Artinya, rumah yang tak pernah dibacakan Al-Quran sejatinya adalah kuburan. Angker, menyeramkan, juga sarangnya setan. Dan cara menghilangkan kesan tersebut adalah dengan dibacakan AI-Quran, terkhusus surat Al-Baqarah.

Dalam hadis lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, "Jikalau seseorang masuk rumahnya lalu menyebut nama Allah saat masuknya dan saat makannya, niscaya setan berkata, 'Tidak ada tempat menginap dan makan malam untuk kalian.' Namun jika dia tidak menyebut nama Allah saat masuk rumah, setan berkata, 'Kalian dapat tempat menginap. Dan jika dia tidak menyebut nama Allah saat hendak makan, setan berka ta, 'Kalian dapat tempat menginap sekaligus makan malam." [H.R. Muslim]

Saudaraku, maukah kita bermalam dengan jin? Betahkah kita makan malam bersama jin? Tentunya tidak kan? Lalu, masihkah kita enggan meramaikan rumah kita dengan lantunan Al-Quran? Masihkah kita lalai berdoa sebelum masuk rumah dan sebelum makan? Barangkali pertikaian dalam sebuah rumah tangga, tiadanya keharmonisan antara anggota keluarga, hingga hilangnya hubungan kejiwaan antara ayah dengan anaknya serta anak dengan ibunya penyebabnya adalah setan yang telah menjadikan rumah tersebut sebagai hunian. Tidak pernah terdengar dari rumah tersebut bacaan Al-Quran, walaupun seayat. Pun para penghuninya lalai berzikir kepada Allah. Allahul Musta'an.

Saudaraku, saat setan lari dari rumah yang dibacakan aI-Quran atau lari saat azan dikumandangkan, mereka akan mencari tempat berlindung. Tempat berlindung mereka adalah tempat yang kotor lagi najis, seperti WC dan yang semisalnya. Makanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

mengajarkan kepada kita sebuah doa sebelum masuk WC:

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” [H.R. Bukhari dan Muslim]

Pembaca Tashfiyah, rahimakumullah, tempat-tempat jin yang penulis paparkan di atas khusus berkaitan dengan jln kafir alias setan yang sangat gencar menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Adapun jin Islam, tentunya mereka akan mencari tempat tinggal yang baik, makanan yang baik, dan akan mencari figur teladan yang baik pula. Mungkin saja mereka akan menjadikan masjid sebagai tempat tinggal. Atau mereka bertempat tinggal di rumahnya orang-orang salih. Tapi, bukan berarti rumah tersebut angker, sebab jin islam tidak akan mengganggu manusia. Bahkan yang termaktub dalam al-Quran dan al-Hadis, jin islam sangat bersemangat dalam mengerjakan kebaikan, salah satunya menuntut ilmu dan berdakwah. Allah berfirman (yang artinya), 'Dan ingatlah ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu mendengarkan Al-Quran. Maka tatkala mereka menghadiri pembacaannya, mereka berkata, ”Diamlah kalian (untuk mendengarkannya dengan khidmat)!' Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya memberi peringatan. Mereka berkata, 'Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya lagi menunjukkan kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan melepaskan kalian dari azab yang pedih.

Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” [Q.S. Al-Ahqaf:29-32]

Demikian pula, dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya di kota Madinah ada jin yang telah masuk Islam. Apabila kalian melihat salah seorang dari mereka, izinkanlah selama tiga hari. Jika lebih dari tiga hari dia tidak keluar, bunuhlah dia! Karena dia adalah setan.” Dalam riwayat lain, "Karena dia adalah jin kafir.” [H.R. Muslim]

Beliau bersabda seperti itu, karena sebelumnya ada pemuda Anshar yang mendapati ular di dalam rumahnya lalu berkelahi dengan ular tersebut. Dan Allah subhanahu wa ta'ala menakdirkan kedua-duanya meninggal. Dari hadis di atas bisa kita petik faedah, terkadang jin berwujud ular. Jika masuk rumah, izinkan selama tiga hari. Jika jin tersebut islam, niscaya tidak akan mengganggu dan dengan sendirinya akan pergi setelah tiga hari. Dan sangat beruntung sekali seorang muslim saat diziarahi saudaranya semuslim. Apabila lebih dari tiga hari ular tersebut tidak pergi, bunuhlah! Karena dia musuhmu yang kafir.

Dari ayat dan hadis di atas kita juga dapat memetik faedah lain bahwa ternyata jin muslim pun memiliki hati sebening langit di atas padang pasir. Pertama, karena jin muslim adalah makhluk yang bertakwa. Kedua, karena jin muslim sangat peduli dengan saudaranya sehingga rela berdakwah fisabilillah. Ketiga, karena jin muslim menahan diri dari mengganggu manusia. Tentunya ini menghilangkan kesan seram dari diri mereka. Justru mereka adalah makhluk yang menyenangkan.

Wallahu a'lam. [Yahya AI Windaniy]

jin, mereka ada diantara kita


Majalah Tashfiyah edisi 43 vol.04 1436H - 2015M
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar