--> Skip to main content

Momok Itu Bernama FUTUR

عَنْ عبد الله بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدِ اهْتَدَى وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هلك


Dari Abdullah bin' Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya pada setiap amalan itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (lesu, lemah, malas)nya. Maka barang siapa yang masa futurnya berada di atas sunnahku, sungguh dia telah beruntung. Dan barang siapa berada di atas selain itu, sungguh dia telah binasa.” [H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya, ath-Thahawi dalam 'Musykilul Atsar' dan Ibnu Abi 'Ashim dalam 'as-Sunnah'. Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam 'ZhilalulJannah'.

Sobat muda, semoga kita selalu dalam bimbingan Allah 'azza wa jalla, saat seseorang dikaruniai untuk mendapatkan hidayah, mengenal tauhid, serta sunnah Rasulullah, ia akan mengenal bahwa Islam ini harus diamalkan berdasarkan dalil. Sehingga, dia akan merasakan betapa inginnya belajar agama. Ada tekad yang besar untuk menghadiri setiap kajian ilmu yang ada. Bahkan jika memungkinkan setiap hari dia akan selalu ikut kajian. Semangat yang begitu besar dan perubahan yang begitu drastis pada diri seseorang yang baru saja mendapatkan hidayah. inginnya segala amal saleh dia kerjakan.

Demikianlah keadaan seseorang yang mendapatkan hidayah. Seseorang yang mengenali akan hakikat hidup di dunia dan baru saja keluar dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Cara pandang dan pola hidupnya berubah dengan hidayah. Dia begitu rakus dengan ilmu dan ibadah. Pun dia tinggalkan amalan-amalan yang salah yang selama ini dia jalankan berupa berbagai kemaksiatan yang dia lakukan.

Sobat muda, adakah di antara kita yang pernah merasakan demikian? Atau bahkan sedang merasakan yang demikian? ltulah di antara gambaran syirrah (masa semangat beramal) yang Rasulullah beritakan kepada kita dalam hadi'ts tersebut.

Hanya saja, seiring berjalannya waktu semangat. tersebut mulai mengalami penurunan. Hingga terkadang kita merasakan betapa berat melakukan suatu ibadah. Kebiasaan kita membaca Al-Quran mulai luntur. Semangat belajar yang sebelumnya begitu sangat besar mulai pudar. Sedikit demi sedikit amalan sunnah yang telah tekun dijalaninya mulai ditinggalkan. Bahkan menjalankan shalat wajib secara berjamah saja begitu berat.

Sebaliknya, perkara yang sebelumnya sempat dia benci dan dia ingkari tiba-tiba menjadi perkara yang biasa. Musik, hiburan-hiburan malam, nonton bioskop, dan nonton televisi hingga larut malam. Bahkan seluruh anggota keluarganya sudah terlelap tidur, dia masih asyik memelototi layar televisi. Senang begadang malam yang tanpa hasil dan tujuan. Menghabiskan waktu tanpa ada kemanfaatan. Terkadang waktu luang hilang begitu saja tanpa ada yang dia kerjakan.

Nah sobat hati-hati, ini gejala kita sedang futur. Sehingga, futur bisa kita artikan sebagai kemalasan dan kelemahan.

Berdasarkan hadits tersebut penulis yakin bahwa setiap kita akan mengalami ujian ini.. yakni masa futur. Lantas apa solusinya?Sesungguhnya Rasulullah sendiri telah menyebutkan solusinya. Dan itu merupakan bentuk kasih sayang beliau kepada umatnya. Beliau tidak semata-mata menyampaikan masalah tanpa memberikan pemecahannya. Solusinya adalah tetap berpegang teguh dengan sunnah beliau. Nah sobat, upaya apa yang bisa kita Iakukan agar kita bisa tetap kokoh di atas sunnah Rasulullah?

Di antara perkara yang akan menguatkan kita tetap kokoh berada di atas sunnah Rasulullah dalam masa-masa futur kita adalah:


  • 1. Mengingat hakikat penciptaan kita


Kita semua tentu sudah mengetahui bahwa tujuan diciptakannya kita adalah agar kita beribadah hanya kepada Allah saja (Q.S. adz-Dzariyat: 56). Maka di saat gejala futur itu datang, segeralah sadar dan ingat akan tujuan kehidupan kita. Kita hidup di dunia ini bukan sekedar untuk makan dan minum, berfoya-foya, bermain dan seabrek perkara yang tiada guna lainnya. Bukan pula untuk luntang-lantung membuang waktu tanpa ada manfaatnya. Bukan pula untuk melamun dan membayangkan berbagai macam fantasi yang melenakan!

Sadarlah dan bangkitlah! Beramallah dan bersungguh-sungguhlah! Sampai kapan dirimu akan terus tertipu? Tujuan hidup seorang pemuda Islam itulah hobinya dan hobinya itulah tujuan hidupnya. Renungkanlah kalimat ini baik-baik, semoga hal ini akan menggugah kembali semangatmu.

Pemuda salaf dahulu, kegemaran mereka adalah menimba ilmu, mengumpulkan hadits, berdakwah. meninggikan kalimat Allah, puasa di siang hari dan shalat di malam hari. Cita-cita mereka masuk ke dalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Adapun pemuda saat ini, jika engkau tanya apa hobinya, maka dengan tanpa ragu dan merasa malu dia menjawab; main sepak bola, mendengarkan musik, game online dan yang semisalnya. Fallahul musta’an wa ilaihit tuklan. Allah tempat memohon pertolongan dan kepada-Nya kita bersandar.


  • 2. Jangan menunda-nunda amalan saleh


Di antara perkara yang akan semakin membuat kita larut dalam futur adalah sering menunda amalan dan membiarkan diri dalam kelengahan. Suka menunda amalan adalah perkara yang akan memporak porandakan segala urusan. Sebagaimana pepatah mengatakan, ”Waktu itu ibarat pedang, jika tidak kau gunakan menebas maka dia yang akan menebasmu."

Sobat, berhati-hatilah engkau dari menunda-nunda amalan dan jangan sampai hal itu menjadi kepribadianmu. Sungguh sifat ini merupakan salah satu perangkap dari perangkap-perangkap setan. Jangan engkau semai sifat ini dalam dirimu, karena dia akan menumbuhkan rasa malas dan membuahkan penyesalan. Bangkitlah wahai sobat! Bangunlah dari tidurmu! Sadarlah dari kelengahanmu!


  • 3. Membaca biografi orang-orang saleh


Di antara perkara yang akan menggugah semangat kita dan diharapkan setelahnya akan bisa melepaskan diri dari masa futur adalah dengan membaca biografi para pendahulu kita dari kalangan para sahabat. tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Jika kita mau menengok generasi awal umat ini, kita akan dapati bahwa mayoritas para sahabat Rasul adalah para pemuda. Sebutlah misalnya 'Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amr bin 'Ash, Abdullah bin Zubair, Usamah bin Zaid, Anas bin Malik, Sa'ad bin Abi Waqqash, Mush'ab bin Umair, Mu'adz bin Jabal dan masih banyak lagi.

Masing-masing mereka telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah kaum muslimin. Hati kita akan berdecak kagum saat membaca lembar demi lembar perjalanan hidup mereka. Dari pengorbanan mereka kepada Allah dan Rasulnya, semangat mereka dalam menimba ilmu agama, sikap patriot mereka di medan laga, akhlak mereka dalam mengutamakan saudaranya, hingga ibadah mereka kepada Sang Pencipta.

Sobat, di antara perkars yang sangat Penting untuk diperhatikan dalam masa futur adalah jangan meninggalkan majelis ilmu, selektif dalam memilih teman, lakukan ibadah meskipun sedikit akan tetapi berkesinambungan, misal baca Al-Quran sehari satu halaman, shalat malam satu atau tiga rakaat. Di saat rasa malas  benar-benar menguasai kita maka jangan sampai  meninggalkan amalan-amalan yang wajib  seperti shalat lima waktu berjamaah di masjid atau puasa di bulan Ramadhan.

Demikianlah sobat, di antara kiat-kiat kita menghadapi masa futur.  Masih banyak lagi kiat-kiat lain yang tidak mungkin semuanya disampaikan dalam tulisan yang ringkas ini.

Wallahu a'lam bish-shawab

[Ustadz Abu 'Afifah Syam bin Shalih Al Idrusi]



Majalah Tashfiyah edisi 42 vol.04 1436H - 2014M
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar