Cantik mana wanita yang jelita wajahnya menjadi impian setiap pasang mata laki-laki, dengan seorang wanita yang tak pernah tampak wajahnya dan dia dipersilakan masuk ke surga oleh Raja melalui pintu mana saja dia suka? Bisa jadi memang cantik si jelita. Dan si tak tampak wajahnya tidak ada jaminan juga masuk surga melalui pintu mana saja dia suka. Lantas apa pentingya?
Adalah sifat fitrah manusia merasa lebih baik dari orang lain ketika dia merasa telah melakukan suatu kebaikan, sementara saudaranya belum melakukannya. Berjilbab syar'i misalnya. Kadang kita lihat postingan jilbaper syar'i ini sedikit banyak mengolok-olok mereka yang belum berjilbab atau sudah berjilbab tapi belum syar'i atau sudah berjilbab syar'i tapi suka selfi. Atau maksudnya sih prihatin, tapi nada dan diksi tulisannya merendahkan. Seakan mereka yang berjilbab syar'i itu tidak punya rasa takut kepada Allah, mengikuti hawa nafsu, dan belum dapat hidayah. Pertanyaannya adalah, sudah sejauh mana sebenernya langkah kita mentarbiyah dia? Sudahkah kita menyampaikan ilmunya dengan teramat baik? Saat dia menolak atau belum melakukan sebagaimana yang kita inginkan, apakah yang lantas kita lakukan? Menjauhinya, menjadi sinis, menyindir-nyindir atau tetap memeluknya dengan dekapan terhangat supaya dia merasa tetap dihargai? Karena bagi sebagian wanita, itu tidak semudah membalik telapak tangannya, bermigrasi dari jilbab-jilbab modisnya menuju jilbab syar'i. Mereka perlu proses, perlu waktu. Kadang ada banyak halangan, intimidasi, cercaan, olok-olok, bahkan tamparan dari kakak atau ayah ketika mereka mencoba berjilbab syar'i. Kita aja yang engga mengalaminya, dan mereka tidak berkisah kepada kita karena mereka memilih bersabar dengan tidak menceritakan kekusutan hari-harinya berproses berjilbab syar'i. Kadang kita bahkan bersikap tidak baik dan melaknat mereka yang ketika berjilbab syar'i hanya saat-saat tertentu saja, belum bisa sepenuhnya seperti kita. Dan kita tiba-tiba saja merasa lebih "tinggi" lebih baik daripada mereka. Kita tiba-tiba saja lupa bahwa dahulu ketika belum berjilbab syar'i juga ada proses-proses penuh benturan dan kita memberi udzur kepada diri kita sendiri. Tapi kita lalai memberi udzur kepada saudari kita saat ini, ketika kita sudah merasa sempurna dengan segalanya.
Saudariku shalihah.. Wanita-wanita di luar sana butuh support butuh doa. Butuh pelukan dan dekapan hangat dan sentuhan-sentuhan lembut kalian. Mereka sama denganmu bukan? Hatinya mudah berkeping. Jiwanya gampang goyah. Akalnya sering tiba-tiba hilang. Maka, bantulah mereka dengan sebaik-baiknya. Percayalah, usahamu tidak akan sia-sia dan selalu diperhitungkan oleh Allah, mereka menuruti katamu atau tidak menuruti katamu.
Gaya dan caramu berpakaian itu sudah menjadi topik hangat di Al Quran, maka tinggal bersikap hangatlah kepada mereka yang masih diperbincangkan kecantikannya.
[Susetiyo Wahyu Eko Prastowo]