Membawa Perasaan..
Benar kata orang, sesuatu yang kita miliki ketika masih di sisi, keberadaannya biasa saja. Tidak ada keistimewaan yang membuat dada seseorang merasa sayang untuk ditinggalkannya. Tidak ada kekuatiran sekiranya suatu hari nanti ianya akan pergi, tak akan lagi dimiliki.
Tapi ketika sudah tidak disanding lagi, tidak bisa diraba, tidak bisa disentuh, bahkan tidak bisa sekedar hanya buat menyaksikan sebagiannya, barulah bertunas keperihan di hati. Degup-degup jantung yang tak karuan berirama bersama tanpa harmoni dengan mata yang berkaca juga pikiran dan perasaan campur aduk tak karuan. Menjadi-jadi ketika seribu demi seribu kenangan mengumpul menjadi semilyar kenangan yang untuk mengangankan terulang pun tidak berani.
Yang ada hanya kenangan, penyesalan, rasa bersalah dan keinginan-keinginan yang memudar oleh kenyataan.
Terbawa perasaan adalah hal biasa. Yang tidak biasa adalah menghajar-hajar sendiri hati dengan berlebihan dan kemudian menumpahkannya tak tentu arah membikin murka Penguasa Langit.
Memohon ampun, melazimkan sabar dan kemudian bersangka baik adalah jalan-jalan utama yang harus ditempuh oleh hamba beriman.
Rahimahullah. Kasih sayang Allah untuk beliau, dengan kasih sayang yang selalu bertambah luas.
(Susetiyo W)